SUARAKAN.COM : Persalinan seringkali menjadi momok menakutkan tidak hanya untuk Ibu namun juga untuk keluarga.
Angka kematian Ibu dan bayi cukup tinggi di Indonesia yaitu mencapai lebih dari 300 kematian dalam 100.000 kelahiran.
Untuk itu, persalinan dengan tim profesional, berpengalaman, dan terlatih adalah kunci utama untuk keselamatan Ibu dan bayi.
Namun, persalinan tidak cukup untuk sekadar aman tapi juga harus memiliki nilai nyaman.
Supervisor tim bidan klinik KJP Fajar, Magelang, Bidan Yati Djumiati, yang telah berprofesi selama lebih dari 20 tahun membocorkan 5 rahasia yang selalu dilakukan di dalam timnya untuk memberikan persalinan yang aman dan nyaman bagi pasien dan keluarga.
Pertama, hal terpenting untuk persalinan aman adalah melakukan pelayanan dengan hati.
"Menjadi seorang tenaga kesehatan memerlukan mental yang kuat untuk memikul tanggung jawab yang berat. Bekerja dengan hati akan mengubah persepsi tersebut dari beban menjadi sebuah kebanggaan dan rasa kasih sayang," ujarnya Senin 23 Desember 2019.
Kedua, tak lain melakukan pendekatan biopsikososial dengan mendengar aktif.
"Mendengarkan aktif pasien dan keluarga merupakan kunci dari komunikasi yang baik," katanya. Sebab, ujar dia, lebih dari 50% diagnosis berasal dari mendengar keluhan pasien, bukan hanya dari pemeriksaan fisik dan USG saja.
Ibu yang bersalin bukan hanya seorang manusia dengan badan dan janin, namun juga seorang manusia dengan jiwa dan keluarga. Untuk itu, selain mengetahui keadaan fisik ibu dan bayi, bidan juga perlu mengerti kondisi jiwa dan keluarganya.
"Banyak kasus terutama Ibu muda yang resah akan kelahiran anak pertamanya dapat diantisipasi dengan konseling dan mengetahui akar keresahan yang pasien alami," katanya.
Faktor ketiga, menganggap pasien sebagai sahabat atau keluarga.
Ia mengatakan manusia cenderung lebih perhatian pada orang yang signifikan dalam hidup. Menganggap pasien sebagai orang yang signifikan, akan membuat tenaga kesehatan lebih berempati dan berkasih sayang pada pasien. Rasa empati dan kasih sayang tentunya berdampak baik bagi pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan sendiri.
"Keempat, memahami adat dan agama pasien," katanya.
Sebab kebhinnekaan di Indonesia membuat warganya harus memahami keyakinan dan adat istiadat lain. Dalam proses persalinan, bidan yang memahami adat dan agama pasien akan membuat pasien lebih percaya terhadap setiap tindakan. Tiap adat memiliki tradisi berbeda dalam mengelola ari-ari bayi.
"Dengan menanyakan dan memahami latar belakang budaya tersebut, pasien dapat lebih nyaman dalam melakukan persalinan," katanya.
Terakhir, dengan mendampingi secara optimal saat persalinan.
Menurutnya proses persalinan yang seringkali menakutkan dan membuat pasien cemas akan terasa lebih nyaman apalagi didampingi oleh seorang tenaga kesehatan seperti bidan.
Dalam pendampingan ini, ujar dia, bidan tidak hanya berperan sebagai tenaga kesehatan, namun juga sebagai sesama perempuan dan ibu yang bisa mengerti kondisi yang dialami oleh pasien.
Menurut Bidan Yati, lima hal tersebut adalah prinsip yang telah ditanamkan pada bidan-bidan junior di dalam timnya. Tim yang sebelumnya masih segan untuk berinteraksi dengan pasien, kini bisa luwes dalam menjaga persalinan agar aman dan nyaman. (Andar Safitri)