SUARAKAN.COM : Seakan tak mau kalah dengan kabupaten-kabupaten sekitarnya yang sukses menggarap zona air sebagai pendulang wisatawan, Pemerintah Kota Yogyakarta kini menyiapkan kawasan baru untuk dipoles menjadi destinasi berkonsep konservasi air.
Jika Kabupaten Gunungkidul punya Embung Nglanggeran dan Embung Sriten yang fenomenal serta instagramable di perbukitan, Yogya tengah menyiapkan Embung Giwangan yang lokasinya di pinggiran selatan kota, berbatasan dengan Kabupaten Bantul.
Tak main-main, embung atau danau buatan kedua yang disiapkan setelah Yogya memiliki embung Langensari di pusat kota itu digadang menjadi ikon wisata baru Kota Gudeg. Konsep Embung Giwangan mengusung tema edukasi konservasi air dan targetnya beroperasi penuh tahun 2022.
“Embung Giwangan ini akan menjadi referensi edukasi konservasi air modern berskala nasional bahkan internasional, karena akan dibuka untuk semua orang tidak hanya warga Yogya saja,” ujar Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti 24 Desember 2019.
Embung Giwangan disiapkan pembangunannya dengan panjang 320 meter dan akan mampu menampung air sebanyak 22.000 meter kubik. Di kawasan embung yang berseberangan lokasinya dengan Pasar Ikan Higienis itu nantinya juga dibuat jalan setapak selebar 2,5 meter serta fasilitas pendukung seperti masjid, pagar dan toilet.
Tak hanya menyajikan panorama danau buatan nan asri, di komplek embung bakal dibangun sejumlah sarana sarana edukasi tentang konservasi air secara lengkap.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Yogyakarta Agus Tri Haryono menambahkan, total dana yang disiapkan untuk membangun embung tersebut yaitu Rp 525 miliar.
“Dana yang disiapkan sudah termasuk pengisian seluruh konten edukasi dan wisata yang berkonsep konservasi air dan lingkungan,” ujarnya.
Pembangunan embung menurutnya akan dilakukan secara bertahap. Setelah membangun embung akan dilakukan pembangunan fasilitas pendukung setelah itu baru dibangun gedung-gedung sarana edukasinya.
Agus berharap seluruh prose pembangunan berjalan dengan lancar sehingga bisa selesai pada 2022 meski saat ini pemerintah masih terganjal sejumlah pekerjaan seperti pembebasan sebagian lahan.
Walikota Yogya Haryadi meminta kelak jika embung sudah dibangun dan sudah mulai terisi air, belum akan dibuka untuk umum jika belum selesai seratus persen pengerjaannya.
“Kami siapkan dulu semua kebutuhannya, baru nanti kami buka,” ujarnya.
Haryadi mengatakan keberadaan Embung Giwangan tersebut sekaligus untuk mengisi masih minimnya sektor wisata sisi selatan Yogya.
Sebab Giwangan sendiri, saat publik mendengar namanya, biasanya langsung membayangkan tentang terminal induk bus yang sibuk dan menjadi transit berbagai bus antar provinsi.
"Embung Giwangan ini akan menjadi daya dukung Yogyakarta di wilayah selatan. Embung ini akan meramaikan Yogya secara keseluruhan," ujar Haryadi.
Daerah istimewa Yogyakarta khususnya di kabupaten kabupaten yang lahan pertaniannya masih luas, selama ini memiliki sejumlah embung yang terkenal tak hanya untuk keperluan penyimpan cadangan air namun juga destinasi alternatif wisatawan.
Adapun Kota Yogya juga sebelummya sudah mengoperasikan embung pertamanya yakni Embung Langensari sejak 2015. Walau embung Langensari ini berada di pusat kota Yogya, namun pesonanya juga tak kalah untuk menarik wisatawan mau mampir demi sekedar berfoto atau melepas penat setelah lelah berkeliling kota. (Dewi Nurnita)