SUARAKAN.COM.: Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X telah meneken perpanjangan masa tanggap darurat bencana Covid-19 untuk kelima kalinya.
Perpanjangan akibat masih tingginya kasus Covid-19 ini tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Gubernur DIY No. 286/KEP/2020 tentang Penetapan Perpanjangan Kelima Status Tanggap Darurat Bencana Covid-19 di DIY yang diteken Sultan 29 September 2020.
“Status tanggap darurat bencana Covid-19 diperpanjang mulai tanggal 1 hingga 31 Oktober 2020,” ujar Sultan dalam surat itu.
Lantas, bagaimana nasib dunia pariwisata Yogya dengan status perpanjangan tanggap darurat itu?
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Sudarningsih menuturkan secara umum, perpanjangan tanggap darurat dari Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta itu tak mempengaruhi geliat pariwisata di Sleman. Tak ada kebijakan maupun program wisata kabupaten yang musti diubah atau dijadwal ulang.
"Ujicoba operasional destinasi wisata tetap berjalan. Namun untuk 53 desa wisata, memang belum ada satu pun yang menerima kunjungan, kecuali goweser (pesepeda) yang bisa mampir mulai akhir pekan ini," ujar Sudarningsih 30 September 2020.
Untuk pesepeda yang mau sekedar mampir, bukan bermain apalagi bermalam, di desa wisata Sleman pun hanya tertentu. Bukan seluruh desa wisata.
Modelnya, desa wisata itu membuka semacam pos transit sepeda yang disebut pos pit sebagai titik rest area yang menyuguhkan pemandangan unik.
Hanya ada delapan titik pos pit yang tersebar di Sleman. Antara lain
Warung Simbok di Desa Wisata Pentingsari, Cangkringan yang buka di hari Sabtu-Minggu. Lalu ada Stanplat Pit Kelor di Desa Bangunkerto Turi yang buka di hari Minggu, Pospit Embung Kaliaji Desa Wosata Wonokerto Turi yang buka di hari Sabtu-Minggu juga Pecel Kembang Turi Bukit Teletubies Desa Sumberharjo Prambanan yang buka di hari Sabtu-Minggu.
Selain itu ada pula pos pit Angkringan Nganggring Desa Wisata Girikerto Turi yang buka di hari Minggu saja dan Pospit Lapangan Kemping Kampung Pulesari Wonokerto Turi, Pospit Desa Wisata Grogol Margodadi Seyegan, dan Pospit Bunker Tunggularum Wonokerto Turi yang hanya buka Hari Minggu.
"Di tiap pos pit ini goweser bisa menikmati jajanan dan makanan tradisional yang unik dan menarik dalam sejuknya udara dan pemandangan desa. Tapi tetap patuh protokol kesehatan," ujar Sudarningsih.
Sudarningsih menambahkan berdasar data terbaru kepariwisataan Sleman yang dihimpun pihaknya, sampai dengan hari ini total ada 18 destinasi wisata yang telah beroperasi. Termasuk dua candi yang dikelola PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko yakni Candi Prambanan, Ratu Boko.
Sedangkan ke-16 destinasi Sleman lainnya yang masih ujicoba antara lain Tebing Breksi, Kaliurang, Gardu Pandang Kaliurang, Jogja Exotarium, Candi Sambisari, Candi Ijo, Agrowisata Bhumi Merapi, Taman Kaliurang, Monumen Jogja Kembali, Museum Gunungapi Merapi, Grojogan Watupurbo, Sindu Kusuma Waterpark, The World Landmarks dan Kaliadem.
Total kunjungan di ke-18 destinasi wisata selama periode Juli sampai dengan Jumat 25 September 2020 sebanyak 237.046 kunjungan.
Destinasi yang menjadi tujuan favorit wisatawan adalah Tebing Breksi (total 87.159 kunjungan). Selanjutnya candi-candi yang dikelola oleh PT TWC menjadi destinasi tertinggi yang dikunjungi oleh wisatawan (total 82,706).
Kunjungan tertinggi terjadi pada periode Agustus 2020, sebanyak 118.249 kunjungan.
"Wisatawan nusantara mendominasi kunjungan di destinasi semalam periode Juli-September 2020 yakni sebanyak 99,95%," ujarnya. (Nvs)