SUARAKAN.COM : Pada Rabu (20/9) bertempat di ballroom Teaching Industry Learning Center Sekolah Vokasi UGM, Sekolah Vokasi UGM, Fakultas Vokasi Universitas Negeri Yogyakarta, dan Akademi Komunitas Negeri Seni Budaya (AKNSB) Yogyakarta, mengadakan diskusi interaktif dan sekaligus peluncuran Pelaksanaan Ekosistem Kemitraan antara Pendidikan Vokasi, Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI), dan Pemerintah Daerah Yogyakarta.
Ketiga PTV ini merupakan Tim konsorsium Ekosistem Kemitraan untuk Daerah Istimewa Yogyakarta.
Agenda dibuka dengan hiburan tari “Greget Jogja” yang dibawakan oleh Rahmad Dullah/Fai (alumni Akademi Komunitas Negeri Seni dan Budaya Yogyakarta difabel tuli) dan tim.
Acara dilanjutkan dengan penyampaian sambutan dari Prof. Dr.-Ing. Ir. Agus Maryono, IPM., ASEAN Eng. (Dekan Sekolah Vokasi UGM), Uuf Brajawidagda, S.T., M.T., Ph.D. (Plt. Direktur Kemitraan dan Penyelarasan DUDI), dan Drs. Tri Saktiyana, M.Si. (Plt. Kepala Bappeda DIY Asisten Setda DIY Bidang Perekonomian dan Pembangunan).
Mengangkat topik Permasalahan di daerah, trend, dan daya dukungnya, diskusi interaktif dipandu oleh Dr. Anggi Rahajeng, S.E., M.Ec. dan Yudistira Hendra Permana, S.E., M.Sc., Ph.D. (UGM) dengan beberapa narasumber, antara lain Robby Kusumaharta (Wakil Ketua Umum Bidang Organisasi dan Keanggotaan KADIN DIY), Aria Nugrahadi, S.T., M.Eng. (Kepala Disnaker DIY), dan Dr. Didik Wardaya, S.E., M.Pd. (Kepala Disdikpora DIY).
Program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah adalah program riset yang diselenggarakan oleh Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Ristek dengan pendanaan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Program ini merupakan grand design riset pengembangan di daerah/wilayah dalam kurun waktu 3 tahun mengacu pada potensi dan keunggulan di daerah serta agenda prioritas pembangunan daerah tersebut.
Program ini bertujuan mensinergikan kemitraan dan penyelarasan antar satuan pendidikan vokasi dan pemangku kepentingan di daerah untuk menghasilkan policy brief yang berisi workforce planning dan innovation planning guna menghasilkan klaster inovasi berbasis potensi atau kebutuhan daerah, kemudian menghasilkan inovasi model/produk/desain/sistem yang dibutuhkan bagi pengembangan sektor prioritas daerah.
Perubahan yang sangat dinamis di bidang ekonomi, teknologi informasi dan sosial kemasyarakatan dewasa ini telah mendorong individu untuk meningkatkan kompetensi agar mampu bersaing di pasar tenaga kerja, baik di level lokal, nasional maupun global. Untuk itu, salah satu tantangan bagi dunia pendidikan, utamanya pendidikan vokasi adalah bagaimana mampu menghasilkan lulusan yang siap dan sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja dengan berbagai variasi kemampuan.
Permasalahan ini menjadi dasar dari kajian untuk menginvestigasi kebutuhan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yang sesuai dengan agenda prioritas pembangunan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Provinsi DIY memiliki sektor pariwisata sebagai sektor utama yang mendukung perekonomian. Industri pariwisata di Provinsi DIY mencakup sektor akomodasi, restoran, pemandu wisata, kerajinan dan berbagai layanan pendukung pariwisata lainnya. Sektor ini tentunya memberikan peluang kerja bagi para seniman, pengrajin dan para pemilik usaha mikro dan kecil yang terlibat dalam produksi dan distribusi barang dan jasa terkait.
RPJMD Provinsi DIY tahun 2022-2027 pada telaah Rencana Tata Ruang dan Wilaya (RTRW) tahun 2019-2039 bertujuan untuk mewujudkan Provinsi DIY sebagai “Pusat Pendidikan, Budaya dan daerah tujuan wisata terkemuka berkelas dunia dengan mengedepankan keterpaduan pembangunan antar sektor. Untuk mewujudkan hal tersebut sinergi “Pentahelix” antara Perguruan Tinggi-Pemerintah Daerah-DUDI-Media-Komunitas, diperlukan untuk meningkatkan kualitas SDM sehingga cita-cita dan tujuan mulia Provinsi DIY dapat tercapai.
Urgensi dan pentingnya Program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah ini di Provinsi DIY adalah untuk mendorong inovasi daerah yang sesuai dengan potensi daerah dan keberadaan tenaga kerja yang unggul dan kompeten dari pendidikan vokasi. Sehingga Provinsi DIY dapat mengarahkan upayanya untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan memberdayakan masyarakat secara lebih luas.
Pengembangan inovasi akan menjadi pendorong utama bagi kemajuan Provinsi DIY sebagai pusat inovasi dan ekonomi yang kompetitif.
Target yang ingin dicapai melalui pelaksanaan program ini juga mencakup peningkatan interaksi yang menghasilkan kemitraan baru antara satuan pendidikan vokasi dengan DUDI, yaitu sebanyak 50 MoU antara PTV dan Mitra Industri.
Sedangkan innovation planning dimaksudkan untuk menghasilkan dan meningkatkan kualitas riset terapan yang terintegrasi dengan kebutuhan pengembangan kawasan industri dan agenda pembangunan prioritas daerah.
Tujuan umum dari program ini adalah terbentuknya model ekosistem yang dituangkan dalam policy brief sebagai acuan dalam menentukan klaster inovasi berdasarkan pada potensi dan agenda prioritas pembangunan daerah/wilayah melalui kemitraan sinergis antara Satuan Pendidikan Vokasi dengan Pemerintah Daerah yang diselaraskan dengan kebutuhan DUDI.
Tujuan khusus dari program ini yaitu:
Pertama, tersusunnya strategi untuk menyelaraskan supply dan demand tenaga kerja, local skills yang erat dengan kekhasan daerah, dan critical occupations dengan penyiapan skills masa depan dari lulusan pendidikan vokasi yang komprehensif berdasarkan potensi sumber daya ekonomi di daerah yang menjadi target program dalam bentuk workforce planning.
Kedua, tersusunnya model ekosistem melalui rencana strategis riset dan inovasi, serta meningkatnya kuantitas dan kualitas terapan (applied research) yang berbasis pada keunggulan potensi daerah/wilayah dalam bentuk innovation planning.
Ketiga, meningkatnya kuantitas dan kualitas kemitraan, interaksi, peran dan komitmen, serta partisipasi Pemerintah Daerah, DUDI dan pemangku kepentingan strategis di daerah dan wilayah target terhadap implementasi kebijakan dan program prioritas pendidikan vokasi.
Program ini dilaksanakan oleh Tim Periset dari Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada, Fakultas Vokasi Universitas Negeri Yogyakarta dan Akademi Komunitas Negeri Seni dan Budaya Yogyakarta.
Menurut salah satu anggota Tim Periset dari Akademi Komunitas Negeri Seni dan Budaya Yogyakarta, Rais Faisal Akhyar, S.T., M.Eng., bahwa Akademi Komunitas Negeri Seni dan Budaya Yogyakarta merupakan salah satu representasi dari kerjasama antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah. Dimana berdasarkan UU No. 23 tahun 2014 bahwa kewenangan perguruan tinggi ada di Pemerintah Pusat.
Sedangkan substansi yang dikerjakan oleh AKN Seni dan Budaya Yogyakarta adalah seni dan budaya Yogyakarta. Sehingga hal ini harus seiring sejalan dengan kebijakan Pemda DIY terkait seni budaya.
“Dengan adanya program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah, kami sangat terbantu dan berterimakasih kepada Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri, sehingga kami dikumpulkan dalam satu wadah dengan PTN vokasi lainnya seperti Sekolah Vokasi UGM, Fakultas Vokasi UNY, dan dengan stakeholders di daerah termasuk Disdikpora DIY, Disnaker DIY, BAPPEDA, KADIN DIY dan lain sebagainya, bahkan dari SMK-SMK dan lembaga kursus. Sehingga hal ini bisa bergerak lebih cepat lagi untuk memajukan Yogyakarta. Dan memang seharusnya bahwa pendidikan khususnya vokasi ini harus searah sejalan dengan kebijakan daerah untuk melihat potensi-potensi daerah apa saja yang bisa dikembangkan.
Sehingga pendidikan ini akan lebih terasa manfaatnya oleh masyarakat sekitar di wilayah dimana PTN itu berada,” jelas Rais Faisal Akhyar. (Yan)