Puluhan Produk Pangan dan Obat-obatan Diketahui Tak Sesuai Standar, Temuan BPOM Yogyakarta
Puluhan Produk Pangan dan Obat-obatan Diketahui Tak Sesuai Standar, Temuan BPOM Yogyakarta

Puluhan Produk Pangan dan Obat-obatan Diketahui Tak Sesuai Standar, Temuan BPOM Yogyakarta

banner
SUARAKAN.COM : Balai Besar Pengawas Obat dan makanan (BPOM ) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terus bergerak intensif melakukan proses pemeriksaan produk pangan dan obat-obatan di wilayahnya.

BPOM DIY melaksanakan pengawasan terhadap obat dan makanan dengan dua pendekatan, yaitu pre-market (sebelum produk mendapatkan nomor izin edar) dan post-market (setelah produk beredar di masyarakat).

Kepala BPOM di Yogyakarta Bagus Heri Purnomo mengatakan sampai dengan triwulan kedua 2024 ini sebanyak 114 sarana produksi, 362 sarana distribusi dan 1.163 iklan bahan pangan dan obat-obatan telah diawasi. 

Dari upaya itu ditemukan bahwa 33 sarana produksi, 63 sarana distribusi dan 342 iklan tidak memenuhi ketentuan. 

"Terhadap sarana tersebut kami sudah melakukan pembinaan dengan peringatan, pemusnahan produk, penghentian sementara dan pembinaan," katanya dalam konferensi pers Senin 22 Juli 2024.

Adapun total produk pangan dan obat-obatan yang dimusnahkan itu sedikitnya berjumlah 1.603 produk dengan nominal Rp40 juta lebih. 

Bagus menyampaikan bahwa beberapa kegiatan pengawasan post-market yang telah dilakukan hingga Juni 2024 mencakup pengawasan sarana produksi dan distribusi obat serta makanan, serta pemantauan terhadap produk-produk tersebut. 

Pengawasan sarana produksi, sarana distribusi, serta pengawasan iklan dilakukan secara rutin dengan menetapkan penetapan sarana yang akan diperiksa berdasarkan sarana resiko.

Bagus merinci bahwa dari 17 industri kecil obat tradisional yang diperiksa, sembilan di antaranya memenuhi ketentuan, sementara delapan tidak memenuhi ketentuan. Untuk industri kosmetik, dari 14 yang diperiksa, sepuluh memenuhi ketentuan dan empat tidak. 

Dalam hal industri pangan olahan, dari 61 yang diperiksa, 49 memenuhi ketentuan dan 12 tidak. Sedangkan untuk industri rumah tangga pangan, dari 22 yang diperiksa, 13 memenuhi ketentuan dan sembilan tidak. Secara keseluruhan, dari 114 sarana yang diperiksa, 81 atau 71 persen memenuhi ketentuan, sedangkan 33 atau 29 persen tidak memenuhi ketentuan.

Tidak memenuhi ketentuan ini, lanjut Bagus, yakni dalam hal pemenuhan standar cara produksi. Tidak lanjutnya dilakukan peringatan, pembinaan, dan pemusnahan jika ditemukan produk yang tidak sesuai dengan prosedur dari Badan Pom. 

Kami terus mengawal keamanan obat dan makanan serta melindungi kesehatan masyarakat terus dilakukan baik dari sisi supply atau pelaku usaha dan sisi demand atau konsumen dengan program pemberdayaan masyarakatnya,” tandasnya.

Proses pengawasan berupa patroli siber juga dimaksimalkan dengan memantau iklan di sejumlah market place dan sosial media pribadi. 

"Siber patroli memang sudah sampai ke akun pribadi, marketplace dan sosial media. Semua sudah kami awasi dan akan terus kami tingkatkan di akun sosmed yang sifatnya lebih pribadi," katanya. 

BPOM Yogyakarta juga turut merespons merebaknya kabar soal Roti Aoka yang viral lantaran muncul isu mengandung zat berbahaya yang bisa digunakan untuk pengawet produk kosmetik.

Kepala BPOM di Yogyakarta Bagus Heri Purnomo mengatakan, pihaknya tengah menunggu hasil pemeriksaan lengkap BPOM pusat terhadap produk itu. 

Nantinya hasil pemeriksaan akan digunakan sebagai acuan untuk meningkatkan pengawasan terhadap produk pangan yang beredar. 

"Fenomena Roti Aoka memang tengah marak di sosial media, kami sedang menunggu klarifikasi dan penjelasan dari BPOM pusat mudah-mudahan dalam waktu dekat sudah keluar," katanya.

Bagus memastikan proses pengawasan dan pengendalian produk pangan dan obat-obatan yang diselenggarakan pihaknya terus dijalankan. Jangan sampai masyarakat terpapar dengan produk yang bahan-bahannya tidak direkomendasikan untuk digunakan, apalagi sampai beredar luas di pasaran. 

"Pengawasan dari obat dan makanan yang beredar dari hulu sampai hilir pasti terus kami tingkatkan,"

"Untuk Roti Aoka ini kami kan belum tahu seperti apa dan pastinya kami selalu siap dan menunggu hasil klarifikasi dari pusat. Semuanya menunggu dari BPOM," jelasnya.


Advertisement banner

Baca juga:

banner
Admin
Fusce justo lacus, sagittis vel enim vitae, euismod adipiscing ligula. Maecenas cursus gravida quam a auctor. Etiam vestibulum nulla id diam consectetur condimentum.