SUARAKAN.COM : Gerakan Pemuda Ansor mendesak agar polisi segera menangkap pelaku penganiayaan dan penusukan terhadap 2 Santri Pondok Pesantem Krapyak yang terjadi di Prawirotaman, Kota Yogyakarta.
"Mendorong dan mempercayakan sepenuhnya kepada pihak kepolisian agar dalam 1x24 jam bisa menangkap pelaku," tegas Ketua GP Ansor DIY, Abdul Muiz saat dihubungi wartawan, Kamis (24/10/2024).
Menurutnya, GP Ansor mendesak agar polisi segera mengusut tuntas kasus itu dan menangkap para pelaku secepatnya.
Apabila dalam kurun waktu tersebut pelaku penganiayaan dan penusukan tidak tertangkap, maka pihaknya akan mengambil sikap tegas.
"Pihak berwajib harus segera menindak pelaku pengeroyokan dan penusukan terhadap pembimbing santri secara adil sesuai dengan aturan hukum. Jika tidak maka GP Ansor dan Banser DIY akan mengambil sikap tegas," katanya.
Dari informasi yang diperoleh pihaknya, pelaku penusukan saat beraksi diduga dalam kondisi mabuk Minuman Keras (Miras) yang dikonsumsi di kafe tersebut.
"Dua orang santri menjadi korban salah sasaran, dan diduga pelaku dalam keadaan mabuk miras," ujarnya.
Dugaan Ansor tersebut dikuatkan dengan pengakuan salah satu saksi Gilang (31) warga Danunegaran, Mantrijeron, Kota Yogyakarta.
Pada saat kejadian ia mengaku sedang ngopi di angkringan utara perempatan timuran (perempatan prawirotaman).
Sejurus kemudian, ia melihat sekitar 15 orang yang diduga sekelompok massa diduga asal luar Yogya, yang sedang bergerombol di sebuah cafe kawasan itu.
Mereka diduga telah terpengaruh minuman keras yang juga diduga dibeli di kios penjual minuman keras sekitar lokasi kejadian sebelum melancarkan aksinya.
Berselang beberapa saat ada sekitar 5 orang laki-laki dari gerombolan tersebut menyeberang jalan menuju warung sate madura dan langsung melakukan pengeroyokan terhadap dua orang pria yang sedang mengantri membeli sate.
Dengan adannya keributan tersebut teman-temannya yang masih berada di cafe itu berhamburan menyeberang jalan dan ikut serta melakukan pengeroyokan terhadap kedua korban serta serta memukuli dengan balok kayu.
Sesaat kemudian saksi melihat adanya penusukan yang dilakukan Salah satu pelaku pengeroyokan terhadap korban sehingga membuat korban terkapar dan korban satu berhasil melarikan diri ke arah Barat (Tirtodipuran).
Melihat kejadian pengeroyokan tersebut masyarakat yang berada diseputaran TKP langsung berinisiatif melakukan pertolongan terhadap korban dengan cara melempari batu ke para pelaku sambil berteriak teriak tanpa mendekati TKP.
Para pelaku kemudian melarikan diri ke arah utara (Pojok Beteng Timur) dengan menggunakan sepeda motor motor berboncengan.
Kemudiaan saksi 1 menjelaskan bahwa korban dilarikan ke Rumah Sakit Pratama untuk dilakukan penanganan medis lebih lanjut.
Karena Keterangan saksi tersebut beredar luas di kalangan media sosial, namun demikian Polisi mengonfirmasi bahwa korban penusukan dan penganiayaan yang terjadi di sebuah kafe di Jalan Parangtritis, Brontokusuman, Mergangsan, Kota Yogyakarta, adalah seorang santri.
"Iya, korban salah satu santri di Krapyak, iya korbannya dua," ujar Kasatreskrim Polresta Yogyakarta, Kompol Probo Satrio, pada Kamis (24/10/2024).
Probo menambahkan bahwa pihak kepolisian saat ini tengah mengumpulkan rekaman CCTV dari area sekitar tempat kejadian perkara (TKP).
"Kita baru mencari pelakunya, kita baru mengumpulkan CCTV, itu juga belum rampung, karena gelap juga," kata dia.
Dari keterangan yang diperoleh, Probo menjelaskan bahwa korban tidak mengenal rombongan yang melakukan penganiayaan.
"Kalau dari keterangan korban semalam di rumah sakit, itu dia nggak tahu, katanya ada ribut-ribut. Dia kan lagi beli sate, terus didatangi itu, terus dipukuli," jelasnya.
Hingga saat ini, belum diketahui dengan pasti benda apa yang digunakan untuk memukul dan menusuk korban.
"Itu yang belum diketahui, korban tahunya dipukuli. Kalau yang satu ditusuk langsung, menggunakan apa kita juga belum tahu," ucap Probo.
Sebelumnya, Jajaran Polresta Yogyakarta tengah memburu pelaku penganiayaan yang menggunakan senjata tajam (sajam).
Kasi Humas Polresta Yogyakarta, AKP Sujarwo, menyampaikan kronologis kejadian yang terjadi pada Rabu (23/10/2024) sekitar pukul 21.25 WIB. Menurut Sujarwo, saat itu terdapat 25 orang yang sedang nongkrong dan mengonsumsi minuman keras di kafe tersebut.
"Kemudian dari rombongan tersebut ada yang melempar gelas ke jalan dan ada beberapa orang dari rombongan tersebut yang menyeberang ke arah barat tempat orang jualan sate, dan terjadilah penusukan dengan senjata tajam terhadap salah seorang pembeli sate," jelasnya dalam keterangan tertulis.
Setelah melakukan penusukan, rombongan pelaku langsung melarikan diri ke arah Pojok Beteng Timur.
Korban kemudian dibawa ke Rumah Sakit Pratama Yogyakarta untuk mendapatkan perawatan. Identitas korban teridentifikasi sebagai SF, berusia 19 tahun, warga Rembang, Jawa Tengah, dan MA, warga Pati, Jawa Tengah.
"SF mengalami luka robek perut bagian kiri, dijahit 3. Sekaligus mengalami luka memar pada bagian kepala, tangan, dan kaki akibat pukulan balok dan kursi," kata Sujarwo.(*)